RSS

Arsip Penulis: Areck Pasroe

Tentang Areck Pasroe

Nama lengkap Ahmad Zaki Muhyiddin bin Ahmad Daroji, yang akrab dipanggil dengan sebutan Mas Zacky, sekarang berdomisili di Dusun Krajan (selatan pasar) Pasrujambe Kabupaten Lumajang. Saat ini, saya sedang menyelesaikan jenjang S1 di Sekolah Tinggi Agama Islam Syarifuddin (STAIS) Wonorejo Lumajang. Adapun No. Tlp yang bisa dihubungi 085859266621 dan Email www.mas_zaki@yahoo.com.

Tokoh Sufi: Fariduddin Ath-Thar, Si Penyebar Wangi


Nama lengkapnya Fariduddin Abu Hamid Muhammad bin Ibrahim, namun lebih dikenal dengan sebutan Ath-Thar, si penyebar wangi. Meskipun sedikit yang diketahui tentang riwayat hidupnya, dapat dikatakan bahwa ia dilahirkan pada 1120 Masehi dekat Nisapur, Persia. Berdasarkan catatan pribadinya yang tersebar di sejumlah tulisannya, Ath-Thar melewatkan tiga belas tahun masa mudanya di Meshed.

Suatu hari, konon Ath-Thar sedang duduk dengan seorang kawannya di depan pintu kedainya, ketika seorang darwis datang mendekat, singgah sebentar, mencium bau wangi, kemudian menarik nafas panjang dan menangis. Ath-Thar mengira darwis itu berusaha hendak membangkitkan belas kasihan mereka, lalu menyuruhnya pergi.

“Baik,” kata si darwis. “Tak ada satu pun yang menghalangi aku meninggalkan pintumu dan mengucapkan selamat tinggal pada dunia ini. Apa yang kupunya hanyalah khirka lusuh ini. Tetapi aku sedih memikirkanmu, Ath-Thar. Mana mungkin kau pernah memikirkan maut dan meninggalkan segala harta duniawi ini?”

Ath-Thar menjawab bahwa ia berharap akan mengakhiri hidupnya dalam kemiskinan dan kepuasan sebagai seorang darwis.

“Kita tunggu saja,” kata darwis itu, dan segera sesudah itu ia pun merebahkan diri dan mati.

Peristiwa ini menimbulkan kesan yang mendalam di hati Ath-Thar sehingga ia meninggalkan kedai ayahnya, menjadi murid Syekh Buknuddin yang terkenal, dan mulai mempelajari sistem pemikiran Sufi, dalam teori dan praktik.

Hampir 40 tahun lamanya ia mengembara ke berbagai negeri, belajar di pemukiman-pemukiman para syekh dan mengumpulkan tulisan-tulisan para sufi yang saleh, sekalian dengan legenda-legenda dan cerita-cerita mereka.

Setelah itu Ath-Thar kembali ke Nisapur, di mana ia melewatkan sisa hidupnya. Konon ia memiliki pengertian yang lebih dalam tentang alam pikiran sufi dibandingkan dengan siapa pun di zamannya. Ia menulis sekitar 200.000 sajak, 114 buku, termasuk masterpiece-nya, Musyawarah Burung.

Semasa hidupnya, selain menulis Musyawarah Burung, ia juga menulis prosa yang tak kurang tenarnya; Kenang-Kenangan Para Sufi dan Buku Bijak Bestari. Musyawarah Burung yang ditulis dalam gaya sajak alegoris ini, melambangkan kehidupan dan ajaran kaum sufi.

Kendati Ath-Thar merupakan salah seorang guru sufi besar dalam literatur klasik, dan pengilham Rumi, dongeng dan ajaran-ajaran guru-guru Sufi dalam karyanya Kenang-Kenangan Para Sufi, harus menunggu hampir tujuh setengah abad untuk diterjemahkan dalam bahasa Inggris.

Ath-Thar hidup sebelum Jalaluddin Rumi. Ketika ditanya siapa yang lebih pandai di antara keduanya itu, seorang menjawab, “Rumi membubung ke puncak kesempurnaan bagai rajawali dalam sekejap mata. Ath-Thar mencapai tempat itu juga dengan merayap seperti semut.

Padahal Rumi sendiri berkata, “Ath-Thar ialah jiwa itu sendiri.”

Ajaran-ajaran Ath-Thar banyak disertai gambaran-gambaran biografi, fabel, pepatah dan apologi, yang tidak hanya mengandung ajaran moral tetapi kiasan-kiasan yang menggambarkan tentang tahap-tahap khusus perkembangan manusia. Misalnya dalam Musyawarah Burung, ia membuat sketsa tahap-tahap individual dalam kesadaran manusia, meski hal ini direpresentasikan sebagai kejadian terhadap individu yang berbeda atau terhadap suatu komunitas seluruhnya.

Ath-Thar menggunakan tema suatu ‘perjalanan’ atau ‘pencarian’ sebagai analogi dari tahap-tahap keberhasilan jiwa manusia dalam mencari kesempurnaan.

Tradisi-tradisi sufisme menegaskan bahwa karya Ath-Thar sangat penting, karena dengan membaca secara keseluruhan akan membantu menegakkan struktur sosial dan standar etika Islam. Sementara seleksi-seleksi khususnya mengandung materi inisiator yang tersembunyi oleh bagian-bagian teologikal yang berat.

Ath-Thar menolak untuk menerima tanda jasa dari kaki tangan penjajah Mongolia, di Asia Tengah. Ia dikabarkan wafat di tangan tentara Jengis Khan, setelah membubarkan murid-muridnya—dengan mengirim mereka ke tempat-tempat aman—ketika memprediksi invasi Mongol pada abad ke-13. Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 1230, dalam usia 110 tahun.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 13 Desember 2011 inci Tokoh Islam

 

Imam Syafii

Nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris. Beliau dilahirkan di Gaza, Palestina, tahun 150 H, dan ayahnya meninggal ketika masih bayi, sehingga beliau hanya dipelihara oleh ibunya yang berasal dari Qabilah Azad dari Yaman. Diwaktu kecil Imam Syafii hidup dalam kemiskinan dan penderitaan sebagai anak yatim dalam “dekapan” ibundanya . Oleh karena itu ibunya berpendapat agar sebaiknya beliau (yang ketika itu masih kecil) dipindahkan saja ke Makkah (untuk hidup bersama keluarga beliau disana). Maka ketika berusia 2 tahun beliau dibawa ibundanya pindah ke Makkah.

Imam Syafi’i rahimahullah dilahirkan bertepatan dengan meninggalnya Imam Abu Hanifah oleh karena itu orang-orang berkata : “telah meninggal Imam dan lahirlah Imam”. Pada usia 7 tahun beliau telah menghafal Al Qur’an. Dan suatu sifat dari Imam Safi’i adalah, jika beliau melihat temannya diberi pelajaran oleh gurunya, maka pelajaran yang dipelajari oleh temannya itu dapat beliau pahami. Demikian pula jika ada orang yang membacakan buku dihadapan Imam Syafi’i, lalu beliau mendengarkannya, secara spontan beliau dapat menghafalnya. Sehingga kata gurunya : “Engkau tak perlu belajar lagi di sini (lantaran kecerdasan dan kemampuan beliau untuk menyerap dan menghafal ilmu dengan hanya mendengarkan saja)”.

Setelah beberapa tahun di Makkah, Imam Syafi’i pergi ke tempat Bani Hudzail dengan tujuan untuk belajar kepada mereka. Bani Hudzail adalah Kabilah yang paling fasih dalam berbahasa Arab. Beliau tinggal di tempat Bani Hudzail selama 17 tahun. Ditempat ini beliau beliau banyak menghafal sya’ir-sya’ir, memahami secara mendalam sastra Arab dan berita-berita tentang peristiwa yang dialami oleh orang-orang Arab dahulu.

Pada suatu hari beliau bertemu dengan Mas’ab bin Abdullah bin Zubair yang masih ada hubungan famili dengan beliau. Mas’ab bin Abdullah berkata : “Wahai Abu Abdullah (yaitu Imam Syafi’i), sungguh aku menyayangkanmu, engkau sungguh fasih dalam berbahasa Arab, otakmu juga cerdas, alangkah baiknya seandainya engkau menguasai ilmu Fiqih sebagai kepandaianmu.” Imam Syafi’i : “Dimana aku harus belajar?” Mas’ab bin Abdullah pun menjawab : “Pergilah ke Malik bin Anas”. Maka beliau pergi ke Madinah untuk menemui Imam Malik. Sesampainya di Madinah Imam Malik bertanya : “Siapa namamu?”. “Muhammad” jawabku. Imam Malik Berkata lagi : “Wahai Muhammad bertaqwalah kepada Allah dan jauhilah laranganNya maka engkau akan menjadi orang yang disegani di kemudian hari”. Esoknya beliau membaca al Muwaththa’ bersama Imam Malik tanpa melihat buku yang dipegangnya, maka beliau disuruh melanjutkan membaca, karena Imam Malik merasa kagum akan kefasihan beliau dalam membacanya.

Al Muwaththa’ adalah kitab karangan Imam Malik yang dibawa beliau dari seorang temannya di Mekkah. Kitab tersebut beliau baca dan dalam waktu 9 hari, dan beliau telah menghafalnya.Beliau tinggal di Madinah sampai Imam Malik meninggal dunia, kemudian beliau pergi ke Yaman.

Kunjungan Imam Syafi’i Keberbagai Tempat Sudah menjadi kebiasaan ulama’-ulama’ pada masa Imam Syafi’i yaitu berkunjung ke berbagai negeri untuk menimba ilmu di tempat tersebut. Mereka tidak perduli terhadap rintangan-rintangan yang akan mereka hadapi. Demikian pula Imam Syafi’i berkunjung ke berbagai tempat untuk menimba ilmu dengan sungguh-sungguh dan memperoleh manfaatnya. Sebagaimana yang telah diketahui tentang perjalanannya dari Mekkah ke Bani Hudzail, kemudian kembali ke Mekkah dan perjuangannya untuk menemui Imam Malik, dan setelah meninggalnya Imam Malik beliau pergi keYaman dan selanjutnya pergi ke Baghdad dan kembali ke Madinah , dan setelah itu kembali lagi ke Baghdad kemudian ke Mesir.

Kunjungan-kunjungan itu menghasilkan banyak ilmu dan pengalaman baginya serta membuatnya gigih dalam menghadapi berbagai rintangan dalam membela kebenaran dan membela Sunnah Rasulullah saw. Sehingga namanya menjadi terkenal dan disegani umat Islam di zamannya.

Imam Ahmad Bin Hambal berkata tentang gurunya Imam Syafi’i rahimahullah telah diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda :

“Inna Allaha yub’astu lihadzihil ummah ‘ala ra’si kulla miati sanatin man yujaddidu laha diinaha”

“Sesungguhnya Allah swt mengutus (mengirim) seseorang kepada umat ini setiap seratus tahun untuk memperbarui urusan agamanya”. (shahih sunan Abu daud hadits no : 4291)

Kemudian Imam Ahmad bin Hambal menambahkan dengan berkata : “Umar bin Abdul Aziz adalah orang yang pertama dan mudah-mudahan Imam Syafi’i adalah yang kedua”.

Ilmu Yang Dimiliki Oleh Imam Syafi’i rahimahullah Imam Syafii rahimahullah memiliki ilmu yang luas seperti yang dikatakan Ar Rabbii bin Sulaiman : “Setiap selesai shalat shubuh Imam Syafi’i selalu duduk dikelilingi orang-orang yang ingin bertanya tentang tafsir Al Qur’an. Dan seandainya matahari telah terbit, barulah orang-orang itu berdiri dan bergantian dengan orang-orang lain yang ingin bertanya juga tentang hadits, serta tafsirnya. Beberapa jam kemudian ganti orang-orang lain untuk bertanya-jawab. Dan sebelum waktu dhuhur mereka pergi disusul oleh orang-orang yang bertanya tentang nahwu, urudh dan syai’r sampai waktu dhuhur”. Mas’ab bin Abdullah Az Zubairi berkata : “Aku belum pernah melihat seseorang yang lebih mengetahui peristiwa tentang orang-orang Arab dahulu seperti Imam Syafi’i”. Abu Isma’il At Tarmudzi juga berkata : “Aku perna mendengar Ishak bin Rahawih berceritra : “ketika kami berada di Makkah Imam Bin Hambal rahimahullah, berkata kepadaku : “Wahai abu Ya’kub belajarlah kepada orang ini ”Seraya memandang Imam Syafi’i””.

Kemudian aku berkata : “Apa yang akan aku peroleh dari orang ini, sementara usianya hampir sama dengan kita? Apakah aku tidak merugi seandainya meninggalkan Ibnu Uyainah dan Mugni?”. Imam Ahmad pun menjawab : “Celaka engkau! Ilmu orang-orang itu dapat engaku tinggalkan tapi Ilmu orang ini tidak dapat”. Lalu aku belajar padanya.

Imam Ahmad bin hambal menambahkan tentang Imam Syafi’I, adalah beliau orang yang paling paham (pengetahuannya) tentang Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw.

Kesederhanaan Dan ketaatan Imam Syafi’i Pada Kebenaran Al Imam Syafi’i rahimahullah terkenal akan kesederhanaan dan (ketaatan) dalam menerima kebenaran. Hal ini telah dibuktikan dalam diskusi-diskusi dan tadarus-tadarusnya serta pergaulan murid-murid, teman-teman dan orang umum. Banyak orang yang telah meriwayatkan sifat-sifat yang telah dimilikioleh Imam Syafi’i yang seolah-olah sifat itu hanya dimiliki oleh beliau saja.

Al Hasan bin Abdul Aziz Al Jarwi Al Masri (dia adalah Abu Ali Al Judzami, guru Syeikh Al Bukhari yang meninggal di Baghdad pada tahu 257 H) berkata : “As Syafi’i mengatakan : “tidak pernah terbesit dalam hatiku agar seseorang bersalah bila berdiskusi denganku, malah aku menginginkan agar semua ilmu yang kumiliki juga dimiliki oleh semua orang tanpa menyebut namaku””.

Dan Ar Rabii berkata : “Ketika aku mengunjungi As Syafi’i sakit, beliau masih sempat menyebutkan buku-buku yang telah ditulisnya dan berkata : “Aku ingin semua orang membacanya tanpa mengkaitkanya dengan namaku””.

Harmalah bin Yahya juga mengatakan : “Aku pernah mendengar As Syafi’i berkata : “Aku ingin setiap ilmu yang kumiliki, dimiliki oleh semua orang dan aku mendapatkan pahalanya tanpa ucapan terima kasih dari orang-orang itu”.” Beliau juga mengatakan demikian :

“Idza wajadtum fii kitaabii khilafa sunnati rasulillahi sallallahu ‘alaihi wasallam, fakuuluu sunnati rasulillahi sallallahu ‘alaihi wasallam, wa da’uu ma kultu”

“jika kalian mendapati dalam kitabku (suatu tulisan) yang menyelisihi sunnah Rasulullah saw , maka ambillah sunnah Rasulullah saw dan tinggalkan perkataanku.

Dan beliau juga berkata :

“Idza sohhal hadits fahuwa madzhabii”

“jika hadits Nabi saw (derajatnya) shahih, maka itulah madhabku”

“Kullu haditsin ‘anin nabi saw fahuwa kaulii, wain lam tasma’uu minni”

“setiap hadits dari Nabi saw adalah pendapatku, walaupun kalian tidak pernah mendengarkan dariku”

“Kullu maa kultu, fakaana ‘aninnabiyyi khilafu kaulii mimma yashihhu, fahadtsun nabiyyi awlaa, falaa tukalliduunii”

“segala pendapat yang aku katakan ,sedangkan hadits Nabi saw yang shahih menyelisihi perkataanku, maka hadits Nabi saw lebih utama (untuk diikuti) , dan janganlah kalian taklid kepadaku”.

Imam Syafi’i rahimahullah sendiri berkata : “Demi Allah aku belum pernah berdiskusi dengan seseorang kecuali dengan tujuan nasihat”. Seandainya aku menyampaikan tentang kebenaran kepada seseorang dengan bukti-bukti yang tepat, lalu diterima dengan baik, maka aku akan menjadi sayang dan akrab dengan orang tersebut. Sebaliknya jika orang tersebut sombong dan membantah bukti-bukti tadi, maka seketika itu juga orang tersebut jatuh dalam pandanganku”.

Dan beliau juga berkata : “ketahuilah bahwa perbuatan yang terberat itu ada tiga : “Memiliki harta sedikit tetapi dermawan. Takut kepada Allah swtdalam kedaaan sepi, dan mengatakan kebenaran kepada orang yang diharapkan serta ditakuti banyak orang”.

Ketaatannya Dan Ibadahnya Kepada Allah swt. Tentang ketaatan Imam Syafii dan ibadahnya kepada Allah, semua orang yang bergaul dengannya, guru maupun murid, tetangga maupun teman, semuanya mengakuinya.

Ar Rabii bin Sulaiman mengatakan : “Imam Syafii telah mengkhatamkan Al Qur’an sebanyak 60 kali di bulan Ramadhan yang kesemuanya itu terbaca dalam shalatnya”. Dan Imam Syafii pernah berkata kepadaku : “Semenjak usia 16 tahun aku belum pernah merasa kenyang, kecuali hanya sekali saja. Karena kenyang itu memberatkan badan, mengeraskan hati dan dapat menghilangkan kecerdasan, mendatangkan rasa kantuk serta membuat malas seseorang untuk beribadah”.

Rabii juga mengatakan bahwa Syafi’i membagi malam menjadi tiga bagian, bagian pertama untuk menulis, bagian kedua untuk shalat dan bagian ketiga untuk tidur.

Kedermawanannya Imam Syafi’i rahimahullah terkenal dengan kedermawanannya. Hal ini tidak bisa dipungkiri atau diragukan lagi. Muhammad bin Abdullah Al Misri berkata : “Imam Syafii adalah orang yang paling dermawan terhadap apa yang dimilikinya”.

Dan Amr bin Sawwad As Sarji berkata : “Imam Syafii adalah orang yang paling dermawan dalam hal keduniaan. Beliau pernah berkata kepadaku : “Aku pernah bangkrut sebanyak tiga kali dalam hidupku, sampai aku menjual semua barang-barang yang aku miliki, baik yang mahal maupun yang murah, juga perhiasan anak dan istriku tetapi aku belum pernah menggadaikannya””.

Muhammad Al Busti As Sajastani juga mengatakan : “Imam Syafi’i rahimahullah belum pernah menyimpan sesuatu karena kedermawanannya”. Al Humaidi juga berkata tentang Syafi’i ketika beliau datang dari Makkah, Imam Syafii membawa uang sebanyak 10.000 dinar, kemudian bermukim di pinggiran kota Makkah, dan dibagi-bagikan uang itu kepada orang yang mengunjunginya. Dan ketika beliau meninggalkan tempat itu uangnya sudah habis.

Ar Rabbii’ menambahkan tentang hal ini : “Seandainya Imam Syafi’i didatangi oleh seseorang untuk meminta kepadanya, maka wajahnya merah karena malu kepada orang tersebut, lalu dengan cepat dia akan memberinya”.

Bukti-bukti tentang kedermawanan Imam Syafi’i rahimahullah banyak sekali dan tidak mungkin untuk mengungkapkannya di dalam lembaran yang pendek ini.

Wafatnya Imam Syafi’i rahimahullah Di Mesir (Di Fisthath) Tahun 204 H Al Muzni berkata ketika aku mengunjungi beliau yang sakit yang tidak lama kemudian beliau meninggal, aku bertanya kepadanya bagaimana keadaanmu? Beliau menjawab : “Tidak lama lagi aku akan meninggalkan dunia ini, meninggalkan saudara-saudaraku dan akan menjumpai Allah swt. Aku tidak tahu apakah aku masuk surga atau neraka”. Kemudian beliau menangis dan mengucapkan sebuah sya’ir

“Falamma kosaa kalbii wa dookot madzahidii

ja’altu rajaai nahwa ‘afwika sullamaa”

“ketika hatiku membeku dan menyempit semua jalan bagiku,

aku jadikan harapanku sebagai tangga untuk menuju ampunanMu”.

Rabii’ bin Sulaiman berkata : “Al Imam Syafi’i meningl dunia pada malam jum’at, sehabis isya’ akhir bulan Rajab. Kami menguburkannya pada hari jum’at, dan ketika kami meninggalkan pemakaman itu kami melihat bulan (hilal) Sya’ban 204”.

Ar Rabbii’ bercerita : “Beberapa hari setelah berpulangnya Imam Syafi’i rahimahullah ke Rahmatullah dan ketika itu kami sedang duduk berkeliling seperti tatkala Imam Syafi’i masih hidup, datang seorang badui dan bertanya : “Dimana matahari dan bulan (yaitu Imam Syafi’i) yang selalu hadir di tengah-tengah kalian?” kami menjawab : “Beliau telah wafat” kemudian orang itu menangis tersedu-sedu seraya berkata : “Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosanya, sesungguhnya beliau dengan kata-kata yang indah telah membuka bukti-bukti yang dahulu tidak pernah kita ketahui. Dan mampu membuat bungkam musuh-musuhnya dengan bukti yang benar. Serta telah mencuci besih wajah-wajah yang menghitam karena aib dan membuka pintu-pintu yang dulu tertutup dengan pendapat-pendapatnya”. Setelah berucap kata-kata itu dia meninggalkan tempat itu”.

Ibnu Khollikan (penulis buku Wafiati A’yan) berkata : “Seluruh ulama’ hadits, fiqhi, usul, lughah, nahwu dan lain-lain sepakat bahwa Al Imam Syafi’i rahimahullah adalah orang yang tidak diragukan lagi kejujurannya, amanatnya, adilnya, zuhudnya, taatnya, akhlaqnya, kedermawannya dan kewibawaannya dikalangan para ulama’”.

Abu Hasan Al Razi berkata : “Aku belum pernah melihat Muhammad Al Hasan mengagungkan seorang ulama’ seperti dia mengagungkan Al Imam Syafi’i rahimahullah.”.

Abdullah din Ahmad bin Hambal betanya kepada ayahnya : “Ayah, bagaimana Imam Syafi’i itu? Aku sering kali melihatmu mendoakannya”.

Imam Ahmad bin hambal menjawab : “ketahuilah anakku, bahwa Imam Syafi’i itu ibarat matahari bagi dunia dan kesehatan bagi manusia. Seandainya keduanya itu tidak ada, bagaimana mungkin dapat digantikannya dengan yang lain?”.

Hidup Mulia atau Mati Syahid!!!

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 5 Desember 2011 inci Tokoh Islam

 

Sholat Jama’ Dan Sholat Qashar

Shalat Jama’ adalah melaksanakan dua shalat wajib dalam satu waktu, yakni melakukan shalat Dzuhur dan shalat Ashar di waktu Dzuhur dan itu dinamakan Jama’ Taqdim, atau melakukannya di waktu Ashar dan dinamakan Jama’ Takhir. Dan melaksanakan shalat Magrib dan shalat Isya’ bersamaan di waktu Magrib atau melaksanakannya di waktu Isya’. Jadi shalat yang boleh dijama’ adalah semua shalat Fardhu kecuali shalat Shubuh. Shalat shubuh harus dilakukan pada waktunya, tidak boleh dijama’ dengan shalat Isya’ atau shalat Dhuhur.

Sedangkan shalat Qashar maksudnya meringkas shalat yang empat rakaat menjadi dua rakaat. Seperti shalat Dhuhur, Ashar dan Isya’. Sedangkan shalat Magrib dan shalat Shubuh tidak bisa diqashar.

Shalat jama’ dan Qashar merupakan keringanan yang diberikan Alloh, sebagaimana firman-Nya, yang artinya: ”Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu mengqashar shalatmu, (QS: Annisa: 101), Dan itu merupakan shadaqah (pemberian) dari Alloh  yang disuruh oleh Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menerimanya.” (HR: Muslim).

Shalat Jama’ lebih umum dari shalat Qashar, karena mengqashar shalat hanya boleh dilakukan oleh orang yang sedang bepergian (musafir). Sedangkan menjama’ shalat bukan saja hanya untuk orang musafir, tetapi boleh juga dilakukan orang yang sedang sakit, atau karena hujan lebat atau banjir yang menyulitkan seorang muslim untuk bolak- balik ke masjid. dalam keadaan demikian kita dibolehkan menjama’ shalat. Ini berdasarkan hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bahwasanya Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjama’ shalat Dhuhur dengan Ashar dan shalat Maghrib dengan Isya’ di Madinah. Imam Muslim menambahkan, “Bukan karena takut, hujan dan musafir”.

Imam Nawawi dalam kitabnya Syarah Muslim,V/215, dalam mengomentari hadits ini mengatakan, “Mayoritas ulama membolehkan menjama’ shalat bagi mereka yang tidak musafir bila ada kebutuhan yang sangat mendesak, dengan catatan tidak menjadikan yang demikian sebagai tradisi (kebiasaan). Pendapat demikian juga dikatakan oleh Ibnu Sirin, Asyhab, juga Ishaq Almarwazi dan Ibnu Munzir, berdasarkan perkataan Ibnu Abbas ketika mendengarkan hadist Nabi di atas, “Beliau tidak ingin memberatkan umatnya, sehingga beliau tidak menjelaskan alasan menjama’ shalatnya, apakah karena sakit atau musafir”.

Dari sini para sahabat memahami bahwa rasa takut dan hujan bisa menjadi udzur untuk seseorang boleh menjama’ shalatnya, seperti seorang yang sedang musafir. Dan menjama’ shalat karena sebab hujan adalah terkenal di zaman Nabi. Itulah sebabnya dalam hadist di atas hujan dijadikan sebab yang membolehkan untuk menjama’, (Al Albaniy,Irwa’, III/40).

Adapun batas jarak orang dikatakan musafir terdapat perbedaan di kalangan para ulama. Bahkan Ibnu Munzir mengatakan ada dua puluh pendapat. Yang paling kuat adalah tidak ada batasan jarak, selama mereka dinamakan musafir menurut kebiasaan maka ia boleh menjama’ dan mengqashar shalatnya. Karena kalau ada ketentuan jarak yang pasti, Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mesti menjelaskannya kepada kita, (AlMuhalla, 21/5).

Seorang musafir baru boleh memulai melaksanakan shalat jama’ dan Qashar apabila ia telah keluar dari kampung atau kota tempat tinggalnya. Ibnu Munzir mengatakan, “Saya tidak mengetahui Nabi menjama’ dan mengqashar shalatnya dalam musafir kecuali setelah keluar dari Madinah”. Dan Anas menambahkan, Saya shalat Dhuhur bersama Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam di Madinah empat rakaat dan di Dzulhulaifah (sekarang Bir Ali berada di luar Madinah) dua rakaat,(HR: Bukhari Muslim).

Seorang yang menjama’ shalatnya karena musafir tidak mesti harus mengqashar shalatnya begitu juga sebaliknya. Karena boleh saja ia mengqashar shalatnya dengan tidak menjama’nya. Seperti melakukan shalat Dzuhur 2 rakaat diwaktunya dan shalat Ashar 2 rakaat di waktu Ashar. Dan seperti ini lebih afdhal bagi mereka yang musafir namun bukan dalam perjalanan. Seperti seorang yang berasal dari Surabaya bepergian ke Sulawesi, selama ia di sana ia boleh mengqashar shalatnya dengan tidak menjama’nya sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi ketika berada di Mina. Walaupun demikian boleh-boleh saja dia menjama’ dan mengqashar shalatnya ketika ia musafir seperti yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di Tabuk. Tetapi ketika dalam perjalanan lebih afdhal menjama’ dan mengqashar shalat, karena yang demikian lebih ringan dan seperti yang dilakukan oleh Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Menurut Jumhur (mayoritas) ulama’ seorang musafir yang sudah menentukan lama musafirnya lebih dari empat hari maka ia tidak boleh mengqashar shalatnya. Tetapi kalau waktunya empat hari atau kurang maka ia boleh mengqasharnya. Seperti yang dilakukan oleh Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika haji Wada’. Beliau tinggal selama 4 hari di Mekkah dengan menjama’ dan mengqashar shalatnya. Adapun seseorang yang belum menentukan berapa hari dia musafir, atau belum jelas kapan dia bisa kembali ke rumahnya maka dibolehkan menjama’ dan mengqashar shalatnya. Inilah yang dipegang oleh mayoritas ulama berdasarkan apa yang dilakukan oleh Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika penaklukkan kota Mekkah beliau tinggal sampai sembilan belas hari atau ketika perang tabuk sampai dua puluh hari beliau mengqashar shalatnya (HR: Abu Daud). Ini disebabkan karena ketidaktahuan kapan musafirnya berakhir. Sehingga seorang yang mengalami ketidakpastian jumlah hari dia musafir boleh saja menjama’ dan mengqashar shalatnya (Fiqhussunah I/241).

Bagi orang yang melaksanakan jama’ Taqdim diharuskan untuk melaksanakan langsung shalat kedua setelah selesai dari shalat pertama. Berbeda dengan jama’ ta’khir tidak mesti Muwalah (langsung berturut-turut). Karena waktu shalat kedua dilaksanakan pada waktunya. Seperti orang yang melaksanakan shalat Dhuhur diwaktu Ashar, setelah selesai melakukan shalat Dhuhur boleh saja dia istirahat dulu kemudian dilanjutkan dengan shalat Ashar. Walaupun demikian melakukannya dengan cara berturut –turut lebih afdhal karena itulah yang dilakukan oleh Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Seorang musafir boleh berjamaah dengan Imam yang muqim (tidak musafir). Begitu juga ia boleh menjadi imam bagi makmum yang muqim. Kalau dia menjadi makmum pada imam yang muqim, maka ia harus mengikuti imam dengan melakukan shalat Itmam (tidak mengqashar). Tetapi kalau dia menjadi Imam maka boleh saja mengqashar shalatnya, dan makmum menyempurnakan rakaat shalatnya setelah imammya salam.

Dan sunah bagi musafir untuk tidak melakukan shalat sunah rawatib (shalat sunah sesudah dan sebelum shalat wajib), Kecuali shalat witir dan Tahajjud, karena Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu melakukannya baik dalam keadaan musafir atau muqim. Dan begitu juga shalat- shalat sunah yang ada penyebabnya seperti shalat Tahiyatul Masjid, shalat gerhana, dan shalat janazah. Wallahu a’lam bis Shawaab.

(Sumber Rujukan: Fatawa As-Sholat, Asy-Syaikh Al Imam Abdul Aziz bin Baz dan Al-Wajiz fi Fiqh As-Sunnah wal kitab Al-Aziz, Abdul Adhim bin Badawi Al-Khalafi )

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 26 November 2011 inci Masalah Fiqih

 

Ringkasan Tata Cara Perkawinan Dalam Islam

Islam adalah agama yang syumul (universal). Agama yang mencakup semua sisi kehidupan. Tidak ada suatu masalah pun, dalam kehidupan ini, yang tidak dijelaskan. Dan tidak ada satu pun masalah yang tidak disentuh nilai Islam, walau masalah tersebut nampak kecil dan sepele. Termasuk tata cara perkawinan Islam yang begitu agung nan penuh nuansa. Dan Islam mengajak untuk meninggalkan tradisi-tradisi masa lalu yang penuh dengan upacara-upacara dan adat istiadat yang berkepanjangan dan melelahkan serta bertentangan dengan syariat Islam.

Islam telah memberikan konsep yang jelas tentang tata cara perkawinan berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah yang Shahih. Dalam kesempatan kali ini redaksi berupaya menyajikannya secara singkat dan seperlunya. Adapun Tata Cara atau Runtutan Perkawinan Dalam Islam adalah sebagai berikut:

1.      Khitbah (Peminangan)

Seorang muslim yang akan mengawini seorang muslimah hendaknya ia meminang terlebih dahulu, karena dimungkinkan ia sedang dipinang oleh orang lain, dalam hal ini Islam melarang seorang muslim meminang wanita yang sedang dipinang oleh orang lain (Muttafaq ‘alaihi). Dalam khitbah disunnahkan melihat wajah yang akan dipinang (HR: [shahih] Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi No. 1093 dan Darimi).

2.      Aqad Nikah

Dalam aqad nikah ada beberapa syarat dan kewajiban yang harus dipenuhi :

a.  Adanya suka sama suka dari kedua calon mempelai.
b.  Adanya Ijab Qabul.
c.  Adanya Mahar.
d.  Adanya Wali.
e.  Adanya Saksi-saksi.

Dan menurut sunnah sebelum aqad nikah diadakan khutbah terlebih dahulu yang dinamakan Khutbatun Nikah atau Khutbatul Hajat.

3.      Walimah

Walimatul ‘urusy hukumnya wajib dan diusahakan sesederhana mungkin dan dalam walimah hendaknya diundang orang-orang miskin. Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang mengundang orang-orang kaya saja berarti makanan itu sejelek-jelek makanan.

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: “Makanan paling buruk adalah makanan dalam walimah yang hanya mengundang orang-orang kaya saja untuk makan, sedangkan orang-orang miskin tidak diundang. Barangsiapa yang tidak menghadiri undangan walimah, maka ia durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya”. (HR: [shahih] Muslim 4:154 dan Baihaqi 7:262 dari Abu Hurairah).

Sebagai catatan penting hendaknya yang diundang itu orang-orang shalih, baik kaya maupun miskin, karena ada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: “Janganlah kamu bergaul melainkan dengan orang-orang mukmin dan jangan makan makananmu melainkan orang-orang yang taqwa”. (HR: [shahih] Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim 4:128 dan Ahmad 3:38 dari Abu Sa’id Al-Khudri).

(Sumber Rujukan: Berbagai Sumber dari Al-Qur’an dan As Sunnah serta Kitab-Kitab Hadits)

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 26 November 2011 inci Masalah Fiqih

 

Sisi Lain Manfaat Sholat

Selama ini kita tau Sholat adalah sebagai tiang agama dan harus di tegakkan oleh setiap Umat Muslim dimanapun juga. Dan juga dengan Sholat bisa mencegah manusia dari perbuatan keji dan munkar seperti dalam Firman Allah : ” … sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar…” ( Qs. Al ankabut:45 ).

Namun terlepas dari pada itu berdasarkan penelitian para dokter ternyata banyak juga manfaat dari sholat yang bisa di rasakan oleh manusia dari segi kesehatan buat organ tubuh kita.

Diantara manfaat buat tubuh kita diantaranya :

1.    TAKBIR (Mengangkat Tangan)

Memberikan aliran darah dari pembuluh balik yg terdapat dilengan untuk diisi kemata,telinga,mulut.

2.    SEDEKAP (Pengisian Pembuluh Darah di Organ-organ kepala)

Menjepit pembuluh darah balik pada lengan kiri sehingga pembuluh darah ditangan kanan akan mengembang. Pada saat mengangkat tangan mau rukuk semprotan pembuluh darah berkecepatan tinggi ditangan kanan akan mengisi pembuluh darah yang ada dibagian kepala.

3.    RUKUK(Pelenturan memori otak dan ginjal)

Kelenturan tulang belakang yang berisi sumsum tulang, merupakan saraf sentral Beserta system aliran darahnya. Rukuk yang sempurna akan menarik urat Pinggang sehingga dapat mencegah sakit pinggang dan sakit ginjal.Tuas system Keringat yg terdapat dipinggul,pinggang,paha,betis belakang,terpelihara oleh Gerakan rukuk,dan tulang leher,serta saluran saraf memori juga terdapat kelenturannya.

4.    I”TIDAL(Mencegah sakit kepala dan pinggang)

Posisi I” tidal bangun dari rukuk membuat aliran darah turun langsung dari kepala, menyebabkan bagian pangkal otak yg mengatur keseimbangan berkurang tekanan darahnya.sehingga dapat mencegah saraf keseimbangan tubuh kita sangat berguna utk menghilangkan sakit kepala dan pingsan dengan tiba-tiba.

5.    SUJUD(Pencegahan koroner dan stroke)

Pada saat sujud pembuluh darah nadi balik,dikunci dipangkal paha,sehingga tekanan darah akan lebih banyak dialirkan kembali kejantung dan dipompa ke kepala. Posisi sujud adalah cara yg maksimal utk mengalirkan darah dan oksigen keotak dan anggota tubuh dikepala. Posisi sujud adalah tehnik utk membongkar sumbatan pembuluh darah jantung sehingga mencegah koroner.juga membuat pembuluh Darah halus diotak mendapat tekanan lebih,sehingga bisa mencegah stroke.

6.    DUDUK 2 SUJUD (Duduk perkasa)

Tekukan kaki dan jari kaki dapat menyeimbangkan system elektrik dan saraf keseImbangan tubuh kita. Posisi duduk 2 sujud memperbaiki dan menjaga kelenturan Saraf keperkasaan yg banyak terdapat pada bagian paha dalam,cekungan lutut sampai ibu jari kaki. Akibat lenturnya saraf keperkasaan ini akan mencegah penyakit diabetes ,prostate dan hernia.

7.    DUDUK TAHIYYAT AWAL (Duduk pembakaran)

Posisi duduk ini jika agak lama sehingga lipatan paha dan betis bertemu, akan mengaktifkan kelenjar keringat sehingga dapat mencegah pengapuran.pembuluh darah balik diatas pangkal kaki tertekan sehingga darah akan memenuhi seluruh telapak kaki menyebabkan pembuluh darah dipangkal kaki mengembang.gerakan ini akan menjaga agar kaki optimal menopang tubuh kita

8.    DUDUK TASYAHHUD AKHIR(Keseimbangan saraf dan penyembuh wasir)

Posisi duduk ini lebih baik dari bersila. Dalam ilmu yoga kalau pergelangan Kaki akan dipegang,lalu tekan diarea cekungan akan berguna utk membongkar Pengapuran dikaki kiri. Duduk ini membuat saraf keseibangan yang berhubungan dng saraf mata akan terjaga dng baik.

9.    SALAM (Terapi penyakit kepala)

Gerakan salam jika dilakukan secara maksimal,bermanfaat utk menjaga kelenturan urat leher.berkat kontraksi otot-otot dikepala dihasilkan energi panas dan Zat-zat yg diperlukan utk rehabilitasi jaringan yang rusak.salam kanan dan kiri Secara maksimal,mencegah penyakit kepala dan tengkuk kaku.

10. SHOLAT DZUHUR: TERAPI JANTUNG DAN USUS KECIL

Energi api yg keluar diwaktu dzuhur membawa udara panas,emosi meningkat Dan kerja jantung mencapai puncak.air wudlu mampu menstabilkan panas Jantung,yg dgn gerakan sholat lebih efektif memompa darah utk membawa sari Makanan guna disalurkan keorgan tubuh yg lain.

11. SHOLAT ASHAR : TERAPI KANDUNG KEMIH(MEMBUANG SISA PROSES KIMIA DITUBUH)

Sholat ashar dilakukan disaat batas siklus panas kedingin,membuat organ tubuh Mudah membuang zat-zat kimia didlm badan. Keadaan ini sesuai dgn sifat organ Kandung kemih dlm tubuh manusia.fungsi utama kandung kemih mengubah cairan tubuh menjadi air kencing dan mengeluarkannya dari tubuh.Terjadinya keseibangan kimia dalam tubuh sehingga metabolisme bisa terjaga.

12. SHOLAT MAGHRIB : TERAPI GINJAL

Pada waktu sholat maghrib hawa udara semakin menurun.sistem ginjal mulai menyesuaikan diri dgn alam dan energi disekitarnya.ginjal dan kandung kemih organ Yg berpasangan.keduanya akan mengontrol tulang,sumsum dan otak.kedua organ Ini memainkan peran yg sangat penting dlm metabolisme air dan mengendalikan Cairan tubuh.gerakan maghrib dan waktu maghrib sangat membantu penyesuaian Organ tubuh dgn keadaan alam sekitar.karena gerakan sholat akan menjaga energi Panas dlm tubuh selalu seimbang.

13. SHOLAT ISYA : TERAPI PRIKARDIUM (MEMBUANG KELEBIHAN ENERGI DARI JANTUNG)

Fungsi prikardium adalah membuang kelebihan energi dari jantung dan dikirim Ketitik laogong yg terletak ditelapak tangan.pada saat ini dimulai system penurunan kerja organ internal (seluruh tubuh akan memasuki masa istirahat) terutama kerja jaringan otot yg digunakan utk gerak dan berfikir.waktu dan gerakan Sholat isya mengandung kerja prikardiumyg membuang kelebihan energi dari Jantung,sehingga proses istirahat menjadi sempurna.

14. SHOLAT SUBUH : TERAPI PARU-PARU

Waktu subuh adalah terbit fejar sampai terbit matahari,energi kayu masih bekerja Membuang zat-zat beracun dlm tubuh(detoksin) dan jam 4.00 pembersihan Sampai paru-paru.dari paru-paru darah mengambil bahan bakar yg msh bersih. Seluruh organ tubuh menerima pasokan nutrisi yg bersih,sehingga tubuh terasa Lebih segar.

15. SHOLAT TAHAJJUD : TERAPI OTAK DAN KANKER

Sudah diungkapkan bahwa energi kayu yg membersihkan zat-zat beracun dlm Tubuh dimulai pada jam 11.00 malam dan pembersihan itu diawali dari otak. Membersihkan racun diotak membutuhkan waktu 3 jam berakhir pada jam 2.00.Bila ilmuwan dijerman mengatakan,terjadinya kekacauan sel-sel otak pada jam 11 malam sampai jam 2 pagi.sikap terbaik menghadapi waktu tersebut istirahat. (tidur). Pada jam 2 pagi energi kayu selesai membersihkan racun-racun diotak, Sementara kita dipanggil bangun utk sholat tahajud.

Betapa Luar biasanya Allah menciptakan Manusia dan memerintahkan manusia untuk beribadah kepadaNYA Selain agar manusia itu selamat dunia dan akhirat tetapi agar manusia itu juga sehat Badan dan Jasmani …. Subhanallah ….. Allahu Akbar.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 26 November 2011 inci Keistimewaan

 

TIPS DIKARUNIAI ANAK CANTIK

ingin punya anak berparas cantik (fisik dan hatinya), tentu tips dari Rasulullah solusinya.Apa sajakah itu?

Hubungan (biologis) suami istri berpengaruh pada jasmani dan rohani anak. Seorang perempuan mendatangi Rasulullah SAW, seraya berkata:
“Wahai Rasulullah, bagaimana Allah SWT dapat dikatakan adil, padahal Dia telah memberikan anak yang buta kepadaku?”
Dalam menjawab protesnya beliau menjawab: “Apakah ketika kalian berhubungan, suamimu meminum minuman keras (khamar)?”
“Ya, wahai Rasulullah.” Jawabnya. Lantas beliau kembali bersabda: “Jika demikian maka cercalah diri kalian sendiri.”

Untuk itu, inilah beberapa tips islami hubungan suami istri agar dikaruniai anak yang berparas cantik sekaligus berakhlak baik:

• MEMILIH WAKTU
Dalam sebuah riwayat Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Ali, janganlah melakukan hubungan biologis dengan istrimu pada awal bulan (bulan hijriyah), pertengahan dan akhir bulan. Karena ada kemungkinan besar akan menyebabkan gila, terkena penyakit kusta, cacat anggota tubuh dan akal istri dan anak.” (Makarimal Akhlak)

• BERWUDHU
Diantara hal-hal yang hendaknya dilakukan sebelum melakukan hubungan suami istri ialah berwudhu atau dalam keadaan suci, menyebut nama Allah SWT dan berdoa akan mencegah dari campur tangan setan

• BACA BASMALAH
Setan memang selalu mengganggu manusia. Pertanyaannya, apa yang dimaksud campur tangan setan dalam anak-anak kita?

Dalam tafsir Shafi karya Faiz Kasyani, telah dinukil dari Imam Shadiq bahwa beliau berkata: “Sewaktu kalian memulai hubungan suami istri dengan nama Allah SWT maka setan akan menjauh dari kalian. Namun jika tidak memulai dengan menyebut nama Allah SWT maka setan akan ikut campur dalam perbuatan kalian.”

• TENANG
Iman Ali Zainal Abidin berkata: ”Jika seorang suami melakukan hubungan biologis dengan istrinya dalam keadaan tenang, tidak dalam keadaan rasa khawatir dan tidak grogi maka sperma akan masuk ke dalam rahim istrinya dalam keadaan tenang pula. Dan paras anak akan mirip dengan ayah dan ibunya. Namun jika seorang suami melakukan hubungan biologis dengan istrinya dalam keadaan tidak tenang, ada rasa khawatir dan grogi maka sperma akan masuk ke dalam rahim dalam keadaan tidak tenang pula. Serta paras anak mirip dengan paman, bibi, dari kedua belah pihak dan anggota keluarga lainnya.” (Sayyid Ali Husaini Zadeh).

• RAHASIA
Agar kita dikaruniai anak cantik lahir batin (saleha), hendaknya merahasiakan hubungan itu dari anak-anak. Jangan sampai anak-anak mengetahuinya. Dalam sebuah riwayat Imam Shadiq as yang telah dinukil dari kakeknya Rasulullah SAW berkata: “Sumpah demi Tuhan yang jiwaku berada di bawah kekuasaannya, jika seorang suami hubungan biologis dengan istrinya, sementara anaknya ada di kamarnya melihatnya, mendengar omongan dan desah nafasnya, ketahuilah anak tersebut tidak akan bahagia, baik anak laki-laki maupun perempuan maka akan menjadi pezina.” (Wasa’il Asy-Syi’ah). Mudah-mudahan doa dan ikhtiar kita diijabah (dikabulkan) oleh Allah SWT. Amin.

Doa agar Anak Salehah: QS. Al Ahqaaf (46): 15
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Rabbi auzi’nii an-asykura ni’matakallatii an-amta ‘alayya wa ‘alla waalidayya wa an ‘a’mala shaalihan tardhaahu washlih lii fii dzurriyyatii, innii tubtu ilaika wa innii minal muslimiin.”

“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.

ingin punya anak berparas cantik (fisik dan hatinya), tentu tips dari Rasulullah solusinya.Apa sajakah itu?

Hubungan (biologis) suami istri berpengaruh pada jasmani dan rohani anak. Seorang perempuan mendatangi Rasulullah SAW, seraya berkata:
“Wahai Rasulullah, bagaimana Allah SWT dapat dikatakan adil, padahal Dia telah memberikan anak yang buta kepadaku?”
Dalam menjawab protesnya beliau menjawab: “Apakah ketika kalian berhubungan, suamimu meminum minuman keras (khamar)?”
“Ya, wahai Rasulullah.” Jawabnya. Lantas beliau kembali bersabda: “Jika demikian maka cercalah diri kalian sendiri.”

Untuk itu, inilah beberapa tips islami hubungan suami istri agar dikaruniai anak yang berparas cantik sekaligus berakhlak baik:

• MEMILIH WAKTU
Dalam sebuah riwayat Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Ali, janganlah melakukan hubungan biologis dengan istrimu pada awal bulan (bulan hijriyah), pertengahan dan akhir bulan. Karena ada kemungkinan besar akan menyebabkan gila, terkena penyakit kusta, cacat anggota tubuh dan akal istri dan anak.” (Makarimal Akhlak)

• BERWUDHU
Diantara hal-hal yang hendaknya dilakukan sebelum melakukan hubungan suami istri ialah berwudhu atau dalam keadaan suci, menyebut nama Allah SWT dan berdoa akan mencegah dari campur tangan setan

• BACA BASMALAH
Setan memang selalu mengganggu manusia. Pertanyaannya, apa yang dimaksud campur tangan setan dalam anak-anak kita?

Dalam tafsir Shafi karya Faiz Kasyani, telah dinukil dari Imam Shadiq bahwa beliau berkata: “Sewaktu kalian memulai hubungan suami istri dengan nama Allah SWT maka setan akan menjauh dari kalian. Namun jika tidak memulai dengan menyebut nama Allah SWT maka setan akan ikut campur dalam perbuatan kalian.”

• TENANG
Iman Ali Zainal Abidin berkata: ”Jika seorang suami melakukan hubungan biologis dengan istrinya dalam keadaan tenang, tidak dalam keadaan rasa khawatir dan tidak grogi maka sperma akan masuk ke dalam rahim istrinya dalam keadaan tenang pula. Dan paras anak akan mirip dengan ayah dan ibunya. Namun jika seorang suami melakukan hubungan biologis dengan istrinya dalam keadaan tidak tenang, ada rasa khawatir dan grogi maka sperma akan masuk ke dalam rahim dalam keadaan tidak tenang pula. Serta paras anak mirip dengan paman, bibi, dari kedua belah pihak dan anggota keluarga lainnya.” (Sayyid Ali Husaini Zadeh).

• RAHASIA
Agar kita dikaruniai anak cantik lahir batin (saleha), hendaknya merahasiakan hubungan itu dari anak-anak. Jangan sampai anak-anak mengetahuinya. Dalam sebuah riwayat Imam Shadiq as yang telah dinukil dari kakeknya Rasulullah SAW berkata: “Sumpah demi Tuhan yang jiwaku berada di bawah kekuasaannya, jika seorang suami hubungan biologis dengan istrinya, sementara anaknya ada di kamarnya melihatnya, mendengar omongan dan desah nafasnya, ketahuilah anak tersebut tidak akan bahagia, baik anak laki-laki maupun perempuan maka akan menjadi pezina.” (Wasa’il Asy-Syi’ah). Mudah-mudahan doa dan ikhtiar kita diijabah (dikabulkan) oleh Allah SWT. Amin.

Doa agar Anak Salehah: QS. Al Ahqaaf (46): 15
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Rabbi auzi’nii an-asykura ni’matakallatii an-amta ‘alayya wa ‘alla waalidayya wa an ‘a’mala shaalihan tardhaahu washlih lii fii dzurriyyatii, innii tubtu ilaika wa innii minal muslimiin.”

“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 26 November 2011 inci Tips

 

IBNU KATSIR (Sosok Mufassir Sejati)

Nama Lengkap

Nama lengkap beliau adalah Abul Fida’, Imaduddin Ismail bin Umar bin Katsir al-Qurasyi al-Bushrawi ad-Dimasyqi, lebih dikenal dengan nama Ibnu Katsir. Beliau lahir pada tahun 701 H di sebuah desa yang menjadi bagian dari kota Bashra di negeri Syam. Pada usia 4 tahun, ayah beliau meninggal sehingga kemudian Ibnu Katsir diasuh oleh pamannya. Pada tahun 706 H, beliau pindah dan menetap di kota Damaskus.

Riwayat Pendidikan

Ibn Katsir tumbuh besar di kota Damaskus. Di sana, beliau banyak menimba ilmu dari para ulama di kota tersebut, salah satunya adalah Syaikh Burhanuddin Ibrahim al-Fazari. Beliau juga menimba ilmu dari Isa bin Muth’im, Ibn Asyakir, Ibn Syairazi, Ishaq bin Yahya bin al-Amidi, Ibn Zarrad, al-Hafizh adz-Dzahabi serta Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Selain itu, beliau juga belajar kepada Syaikh Jamaluddin Yusuf bin Zaki al-Mizzi, salah seorang ahli hadits di Syam. Syaikh al-Mizzi ini kemudian menikahkan Ibn Katsir dengan putrinya. Selain Damaskus, beliau juga belajar di Mesir dan mendapat ijazah dari para ulama di sana.

Prestasi Keilmuan

Berkat kegigihan belajarnya, akhirnya beliau menjadi ahli tafsir ternama, ahli hadits, sejarawan serta ahli fiqih besar abad ke-8 H. Kitab beliau dalam bidang tafsir yaitu Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim menjadi kitab tafsir terbesar dan tershahih hingga saat ini, di samping kitab tafsir Muhammad bin Jarir ath-Thabari.

Para ulama mengatakan bahwa tafsir Ibnu Katsir adalah sebaik-baik tafsir yang ada di zaman ini, karena ia memiliki berbagai keistimewaan. Keistimewaan yang terpenting adalah menafsirkan al-Qur’an dengan al-Qur’an (ayat dengan ayat yang lain), menafsirkan al-Qur’an dengan as-Sunnah (Hadits), kemudian dengan perkataan para salafush shalih (pendahulu kita yang sholih, yakni para shahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in), kemudian dengan kaidah-kaidah bahasa Arab.

Karya Ibnu Katsir

Selain Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, beliau juga menulis kitab-kitab lain yang sangat berkualitas dan menjadi rujukan bagi generasi sesudahnya, di antaranya adalah al-Bidayah Wa an-Nihayah yang berisi kisah para nabi dan umat-umat terdahulu, Jami’ Al Masanid yang berisi kumpulan hadits, Ikhtishar ‘Ulum al-Hadits tentang ilmu hadits, Risalah Fi al-Jihad tentang jihad dan masih banyak lagi.

Kesaksian Para Ulama

Kealiman dan keshalihan sosok Ibnu Katsir telah diakui para ulama di zamannya mau pun ulama sesudahnya. Adz-Dzahabi berkata bahwa Ibnu Katsir adalah seorang Mufti (pemberi fatwa), Muhaddits (ahli hadits), ilmuan, ahli fiqih, ahli tafsir dan beliau mempunyai karangan yang banyak dan bermanfa’at.

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani berkata bahwa beliau adalah seorang yang disibukkan dengan hadits, menelaah matan-matan dan rijal-rijal (perawinya), ingatannya sangat kuat, pandai membahas, kehidupannya dipenuhi dengan menulis kitab, dan setelah wafatnya manusia masih dapat mengambil manfa’at yang sangat banyak dari karya-karyanya.

Salah seorang muridnya, Syihabuddin bin Hajji berkata, “Beliau adalah seorang yang plaing kuat hafalannya yang pernah aku temui tentang matan (isi) hadits, dan paling mengetahui cacat hadits serta keadaan para perawinya. Para sahahabat dan gurunya pun mengakui hal itu. Ketika bergaul dengannya, aku selalu mendapat manfaat (kebaikan) darinya.

Akhir Hayat

Ibnu Katsir meninggal dunia pada tahun 774 H di Damaskus dan dikuburkan bersebelahan dengan makam gurunya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Meski kini beliau telah lama tiada, tapi peninggalannya akan tetap berada di tengah umat, menjadi rujukan terpercaya dalam memahami Al Qur’an serta Islam secara umum. Umat masih akan terus mengambil manfaat dari karya-karyanya yang sangat berharga.

(SUMBER: Majalah Tashfia, edisi 03/2006, hal.63-64)

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 26 November 2011 inci Tokoh Islam

 

Al-Imam Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Atsqolani

Imam Ibnu Hajar rahimahullahu ta’ala dilahirkan pada tanggal 12 Sya’ban 773 H, di Mesir. Beliau tumbuh besar di Mesir. Setelah ibunya meninggal, lalu beliau dipelihara oleh ayahnya dengan penuh kasih sayang dan perlindungan yang ketat. Beliau bernama Al-Imam Al-Hafizh Ahmad bin ‘Ali bin Hajar Al-‘Atsqolani rahimahullahu ta’ala, Syaikhul Islam, pemegang bendera Sunnah, qadhi al-qudhat, Abu Al-Fadhl. Ayahnya adalah seorang ahli di bidang fiqh, bahasa ‘Arab, qira’ah, dan sastra, cerdas, terhormat dan disegani. Beliau pernah menjabat sebagai qadhi, suka menulis dan profesional dalam hal mengajar dan berfatwa.

Beliau hafal Al-Qur’an dalam usia sembilan tahun, beliau juga hafal Al-‘Umdah, Al-Hawi Ash-Shaghir, Mukhtashar Ibnu Hajib Al-Ashli, Mulhat Al-A’rab dan sebagainya. Yang pertama kali beliau tekuni adalah pembahasan kitab Al-‘Umdah pada usia masih kecil kepada Al-Jamal bin Zhahirah di Makkah, kemudian beliau belajar suatu ilmu kepada Ash-Shadr Al-Absithi di Kairo. Di samping itu beliau belajar fiqh dan bahasa ‘Arab kepada An-Nur Al-Adami, guru fiqh lainnya dalah Al-Anbasi dan juga Al-Bulqini.

Beliau belajar khusus kepada Ibnu al-Mulaqqan dan membaca sebagian besar syarh yang ditulisnya atas kitab Al-Minhaj. Guru-guru beliau yang lainnya adalah Syaikh ‘Izzudin bin Jama’ah, Al-Hammam Al-Khawarizmi, Fairuz Al-Abadi (penyusun Qamus Al-Muhith), Al- Ghamari, Al-Muhibb bin Hisyam, al-Burhan At-Tanukhi (ahli qira’at As-sab’ah) dan lainnya.

Allah subhaanahu wa ta’ala menganugerahkan rasa cintanya terhadap hadits, sehingga beliau memperhatikan hadits dalam berbagai aspeknya. Beliau belajar hadits untuk pertama kalinya pada tahun 793 H. Mempelajari hadits—menurut pengakuan beliau—dapat menghilangkan ‘hijab’, membukakan ‘pintu’, memacu semangat yang tinggi untuk berhasil dan mendatangkan hidayah kepada jalan yang lurus. Beliau belajar hadits di antaranya pada Imam yang agung Zainuddin Al-‘Iraqi (pentakhrij kitab Al-Ihya’) selama sepuluh tahun. Beliau juga mengadakan perlawatan ke berbagai negara seperti Syam, Hijaz untuk belajar dari sejumlah guru, sehingga jumlah guru-guru beliau tidak ada yang menyamainya. Para gurunya memberinya ijin untuk berfatwa, mengajar dan menyebarluaskan hadits dengan menelaah, membacakan dan menulis kitab.

Kitab-kitabnya yang ditulis (kebanyakan dalam bidang hadits) lebih dari seratus lima puluh buah, dan semuanya mendapat sambutan yang baik dan diterima oleh ummat, terutama kitab Fathul Baari Bi Syarh Shahih Al-Bukhari sungguh luar biasa.

Beliau teguh pendiriannya untuk tidak terlibat dalam dunia peradilan, sehingga ketika Ash-Shadr Al-Manawi menawarkan kepada beliau untuk menggantikan posisinya sebagai qadhi beliau menolak. Secara keseluruhan beliau menjadi hakim lebih kurang duapuluh satu tahun dengan segala suka dan dukanya.

Beliau mengajar di berbagai tempat pendidikan di Kairo waktu itu, seperti di masjid-masjid, di madrasah-madrasah dan sebagainya. Beliau diberi kepercayaan untuk mengurus dan sekaligus menjadi guru besar pada perguruan Al-Bibrisiyyah, memberi fatwa di Daar Al-‘Adl, memberikan orasi ilmiahnya di Al-Azhar dan majlis Jami ‘Amr dan kesempatan-kesempatan lainnya yang tidak didapatkan oleh orang lain pada waktu bersamaan. Beliau mengajarkan hadits berdasarkan hafalannya kepada kurang lebih seribu majlis, sehingga beliau sangat masyhur dan dikenal. Para ‘ulama serta thalabul ‘ilmi pun berdatangan kepada beliau.

Banyak ‘ulama dan hufaazh menyusun buku secara khusus tentang biografi beliau, yang terbaik di antaranya adalah kitab Al-Jawaahir wa Duraar fi Tarjamat al-Hafizh ibn Hajar karya seorang murid beliau yang terkenal yaitu Al-hafizh As-Sakhawi. Semoga Allah merahmati dan membalas beliau dengan sebaik-baiknya balasan.

(Dikutip dari Kitab Hadits Bulughul Maraam)

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 26 November 2011 inci Tokoh Islam

 

6 RESEP MEMPUNYAI ANAK YANG SHOLIH DAN SHOLIHAH

Oleh KH. Hasan Huda dari Lumajang

1.      Orang tua memberi contoh yang baik pada anak

Karena orang tua selalau dibuat cermin oleh sang anak, maka dari itu sebagai orang tua harus berperilaku atau berakhlak baik jika berada didepan anak. Bukan hal yang tidak mungkin jika anak akan meniru perilaku kedua orang tuanya.

2.      Orang tua selalu mendoakan anak

Selain orang tua member contoh yang baik, orang tua harus sering berdo’a kepada Allah SWT untuk kebaikan anaknya setiap bakda sholat fardlu, dan husus malam jum’at diusahakan bangun malam untuk melakukan sholat sunnah dan memohon kepada Allah SWT.

3.      Memilih tempat pendidikan yang tepat

Tempat pendidikan merupakan pengaruh yang besar bagi pendidikan anak, oleh karenanya orang tua harus memilih tempat pendidikan yang bermutu hususnya dalam pendidikan agama.

4.      Mengontrol anak dalam bergaul

Bergaul dalam masa modern ini sangat berbahaya jika salah dalam bergaul, sudah banyak anak-anak dan pemuda yang menjadi korban akibat salah dalam pergaulan, oleh karenanya sebagai orang tua harus sering mengontrol, sering menanyai anaknya jika anak mau bepergian dan sesudah bepergian, dan jangan lupa nasehati anak jika mau bepergian, misalnya hati-hati dijalan, jaga diri baik-baik dll.

5.      Sering bersedekah buat tolak-balak anak

Seperti perintah Nabi yang menyuruh kita untuk banyak bersodakoh untuk menolak balak, orang tua kalau mau bersedekah diniati untuk menolak balak pada anak.

6.      Hubungan pada guru (dalam pendidikan agama) harus terjalin baik (sering sowan)

Guru atau Kiyai harus dihormati baik oleh guru maupun oleh anak, karena seberapa banyak ilmu kita bila guru tidak dihormati maka ilmu kita tidak akan membawa berkah, ibaratnya kita sebagai anak didik di ibaratkan lampu dan guru diibaratkan setrum/tegangannya, tidak mungkin lampu bisa nyala tanpa adanya tegangan, jadi sebagai anak didik harus selalu ingat kepada guru walaupun dalam hati, karena ingat kepada guru akan menambah setrum/tegangan.

Demikian semoga bermanfaat.

Wallahu a’lam

Penulis Mas Zaki Muhyiddin (30 Juli 2011)

Info Mas Zaki Muhyiddin lebih lengkap kunjungi : www.pasrujambe.blogspot.com

Email zaki_muhyiddin@yahoo.com

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 26 November 2011 inci Penelitian

 

Daftar pesantren di Kabupaten Lumajang

Daftar ini belumlah lengkap. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya.

Berikut ini adalah daftar pesantren di kabupaten Lumajang, baik salafiyah, ashriyah, atau kombinasi:

  1. Pondok Pesantren Al Ishlah Arum Dalu 12 Tempursari Lumajang
  2. Pondok Pesantren Ulil Albab Meleman Tempursari Lumajang
  3. Pondok Pesantren Roudlotul Muthohirin Pertanian Pronojiwo Lumajang
  4. Pondok Pesantren Al Hikmah Kampung Telu Candipuro Lumajang
  5. Pondok Pesantren Riyadlul Huda Tumpeng Barat Candipuro Lumajang
  6. Pondok Pesantren Ulul Albab Candipuro Candipuro Lumajang
  7. Pondok Pesantren Al Falah Jl. Masjid Bades Pasirian Lumajang
  8. Pondok Pesantren Al Falah Assalafiyah Sememu Bulak Wareng Pasirian Lumajang
  9. Pondok Pesantren Al Haromain Selok Anyar Pasirian Lumajang
  10. Pondok Pesantren Al Ihsan Tabon Pasirian Lumajang
  11. Pondok Pesantren Al Is’af Jl. Raya Karanganyar Pasirian Lumajang
  12. Pondok Pesantren Bustanul Ulum Bago Banyu Adem Pasirian Lumajang
  13. Pondok Pesantren Gubuk Al Munir Dusun Krajan Pasirian Lumajang
  14. Pondok Pesantren Nurul Hidayah Gledangpetung Pasirian Lumajang
  15. Pondok Pesantren Ainul Hikmah Timur Lapangan Tempeh Lumajang
  16. Pondok Pesantren Al Ausad Ibnu Khaldun Kaliwungu Tempeh Lumajang
  17. Pondok Pesantren Firdaus Gg. Al Firdaus 04 Tempeh Lumajang
  18. Pondok Pesantren Al hasan Ibnu Haldun Tempeh Lumajang
  19. Pondok Pesantren Darul Ulum Dsn Krajan Tempeh Lumajang
  20. Pondok Pesantren Mambaul Hikmah Ds. Pulo Tempeh Lumajang
  21. Pondok Pesantren Nurul Ihsan Annur Jl. Hatta 20 Tempeh Tengah Tempeh Lumajang
  22. Pondok Pesantren Al Fauzan Labruk Lor Lumajang
  23. Pondok Pesantren Al Ishlah Jl. Argopuro Gg. Masjid Lumajang
  24. Pondok Pesantren Al Mubarok Jl. H. Sulton No. 79 Labruk Lumajang
  25. Pondok Pesantren Al Mustaqimiyyah Jl. Kyai Ghozali Gg. 19 M Lumajang
  26. Pondok Pesantren Al Qur’an Miftahul Ulum Jl. Slamet Riyadi Lumajang
  27. Pondok Pesantren Darul Falah Denok Lumajang
  28. Pondok Pesantren Darun Najah Petahunan Sumbersuko Lumajang
  29. Pondok Pesantren Mambaul Hikam Tengah Suko Jogoyudan Lumajang
  30. Pondok Pesantren Putri Nurul Masyithoh Jl. Kop Kyai Ilyas Lumajang
  31. Pondok Pesantren Raudlatul Rochmaniyah Jl. Citarum No. 21 Suko Lumajang
  32. Pondok Pesantren Rohmatul Qur’an Jl. Lawu Pulosari Lumajang
  33. Pondok Pesantren Rohmatul Umam Boreng Lumajang
  34. Pondok Pesantren Tashilul Afkaar Jl. Alpukat No. 8 Lumajang
  35. Pondok Pesantren Mansya’ul Huda Tukum Tekung Lumajang
  36. Pondok Pesantren Raudlotul Ma’sum Tekung Lumajang
  37. Pondok Pesantren Al Kholafiyah Tekung Tekung Lumajang
  38. Pondok Pesantren Bahrul Ulum Kuman Tekung Lumajang
  39. Pondok Pesantren Barokatul Hasanah Desa Mangun Sari Tekung Lumajang
  40. Pondok Pesantren Darut Tauhid Karangbendo Tekung Lumajang
  41. Pondok Pesantren Madinatul Anwar Tukum Tekung Lumajang
  42. Pondok Pesantren Nurul Faroh Mangun Sari Tekung Lumajang
  43. Pondok Pesantren Nurul Huda Jl. Pesantren Mangunsari Tekung Lumajang
  44. Pondok Pesantren Walisongo Wonokerto Tekung Lumajang
  45. Pondok Pesantren Al Hasyimiy Sumber Sari Kunir Lumajang
  46. Pondok Pesantren Al Istiqomah Sukosari Kunir Lumajang
  47. Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Jl. Pesantren Kunir Lumajang
  48. Pondok Pesantren Miftahul Islam Jl. Raya Timur Pasar Kuning Kunir Lumajang
  49. Pondok Pesantren Miftahul Ulum Sukorejo Kunir Lumajang
  50. Pondok Pesantren Miftahul Ulum Jatimulyo Kunir Lumajang
  51. Pondok Pesantren Nurul Istiqomah Jatirejo Kunir Lumajang
  52. Pondok Pesantren Nurul Ulum Jatirejo Kunir Lumajang
  53. Pondok Pesantren Raudlotus Sholihin Karangrejo Dorogowo Kunir Lumajang
  54. Pondok Pesantren Subulus Salam Dorogowok Karangrejo Kunir Lumajang
  55. Pondok Pesantren Al Ikhlas Al Muhdlor Desa Krajan Yosowilangun Lumajang
  56. Pondok Pesantren Bustanul Ulum Jl. Doktren Tromolpos Yosowilangun Lumajang
  57. Pondok Pesantren Darul Ulum Bonsari Yosowilangun Lumajang
  58. Pondok Pesantren Riyadus sholihin Dsn Darungan Yosowilangun Lumajang
  59. Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyu Putih Kidul Jatiroto Lumajang
  60. Pondok Pesantren Nurul Hasan Kali Boto Lor Jatiroto Lumajang
  61. Pondok Pesantren Nurul Qur’an Pondok Jaya Sukosari Jatiroto Lumajang
  62. Pondok Pesantren Roudlotul Murottilin Rojopolo Jatiroto Lumajang
  63. Pondok Pesantren Ainul Yaqin Kali Dilem Krajan Randu Agung Lumajang
  64. Pondok Pesantren Baihjatul Ulum Ranu Wurung Randu Agung Lumajang
  65. Pondok Pesantren Baitur Rohman Salak Randu Agung Lumajang
  66. Pondok Pesantren Barokatu Qodiri Dsn Rowo Tambing Randu Agung Lumajang
  67. Pondok Pesantren Hidayatul Muttaqin Dsn Kidul Sawah Randu Agung Lumajang
  68. Pondok Pesantren Mambaul Ulum Sumber Gebang Randu Agung Lumajang
  69. Pondok Pesantren Miftahul Jannah Jl. gunung Lamongan Randu Agung Lumajang
  70. Pondok Pesantren Miftahul Ulum Ds Jabah Randu Agung Lumajang
  71. Pondok Pesantren Nahdlatut Tholibin Timur Jurang Randu Agung Lumajang
  72. Pondok Pesantren Raudaltul Ulum Tunjung Randu Agung Lumajang
  73. Pondok Pesantren Raudlotul Jadid Jl. Banyu Putih Lor 175 Randu Agung Lumajang
  74. Pondok Pesantren Sunan Kalijaga Tunjung Randu Agung Lumajang
  75. Pondok Pesantren Al Afkaar Salafy Jl. Salak Beji Sukodono Lumajang
  76. Pondok Pesantren Al Maliki Duren Dawuhan Lor Sukodono Lumajang
  77. Pondok Pesantren Darussalam Jl. Markisa Sukodono Lumajang
  78. Pondok Pesantren Miftahul Midad Jl. Musi No. 17 Sukodono Lumajang
  79. Pondok Pesantren Nurul Falah Sumberejo Bubur Sukodono Lumajang
  80. Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin Ds. Klingsi Sumberejo Sukodono Lumajang
  81. Pondok Pesantren As Sunniyyah Salafiyyah Kandang Tepus Krajan Senduro Lumajang
  82. Pondok Pesantren Busthonul Arifin Dsn Rekesan Sumber Suko Senduro Lumajang
  83. Pondok Pesantren Darul Hikmah Jl. Desa Purworejo Senduro Lumajang
  84. Pondok Pesantren Nurul Huda Burno Senduro Lumajang
  85. Pondok Pesantren Darul Ulum Dusn Margodadi Gucialit Lumajang
  86. Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Dusun Karang Mulyo Gucialit Lumajang
  87. Pondok Pesantren Bahrul Ulum Sawaran Lor Klakah Lumajang
  88. Pondok Pesantren Darul Huda Desa Kudus Klakah Lumajang
  89. Pondok Pesantren Miftahul Falah Plampean Tegal Ciut Klakah Lumajang
  90. Pondok Pesantren Miftahul Ulum Jl. Sopo Nyono Klakah Lumajang
  91. Pondok Pesantren Miftahul Ulum Ranu Pakis Klakah Lumajang
  92. Pondok Pesantren Nur Muhammad Kebonklakah Klakah Lumajang
  93. Pondok Pesantren Nurul Hasan Dsn Duren Lor Klakah Lumajang
  94. Pondok Pesantren Nurul Islam Sawaran Lor Klakah Lumajang
  95. Pondok Pesantren Riyadus Sholihin Dusun Clarak Klakah Lumajang
  96. Pondok Pesantren Roudlotul Ulum Gunung Lawang Klakah Lumajang
  97. Pondok Pesantren Tuhfatut Tijan Tegal Ciut Klakah Lumajang
  98. Pondok Pesantren Al Ihsan Tegal Bangsri Ranuyoso Lumajang
  99. Pondok Pesantren Bahrul Ulum Wates Kulon Ranuyoso Lumajang
  100. Pondok Pesantren Bustanul Ulum Jl. Raya Wates Wetan No. 045 Ranuyoso Lumajang
  101. Pondok Pesantren Inatut Tholibin Krajan Ranuyoso Lumajang
  102. Pondok Pesantren Miftahul Ulum Dsn. kapuran Ranuyoso Lumajang
  103. Pondok Pesantren Miftahul Jannah Tanah Gatal Ranuyoso Lumajang
  104. Pondok Pesantren Nurul Falah Dusun Krajan 1 Ranuyoso Lumajang
  105. Pondok Pesantren Nurul Hasan Wteswetan Ranuyoso Lumajang
  106. Pondok Pesantren Iman Dsn Darungan Ranuyoso Lumajang
  107. Pondok Pesantren Riyadlul Falah Pasrujambe Pasrujambe Lumajang
  108. Pondok Pesantren As Salamuddin Curah Petung Kedungjajang Lumajang
  109. Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin Wonorejo Lumajang Kedungjajang Lumajang
  110. Pondok Pesantren Nahdhatul Muttaqin Wonorejo Kedungjajang Lumajang
  111. Pondok Pesantren Nurul Istiqomah Karanganyar Kedungjajang Lumajang
  112. Pondok Pesantren Bustanul Ulum Jl. Madrasah Rowokangkung Lumajang
  113. Pondok Pesantren Lathifah Amien Rowokangkung Lumajang
  114. Pondok Pesantren Metalika Rowokangkung Rowokangkung Lumajang
  115. Pondok Pesantren Miftahul Arifin Kedungrejo Rowokangkung Lumajang
  116. Pondok Pesantren Nurul Jadid pagowan Krajan Rowokangkung Lumajang
  117. Pondok Pesantren Nurus Syuhada’ Al Islamy Kedungrejo Rowokangkung Lumajang
  118. Pondok Pesantren Ulil Mukarromah Penggung Lor Sidorejo Rowokangkung Lumajang
  119. Pondok Pesantren Bustanul Ulum Pancen Padang Lumajang
  120. Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin Bulurejo Tempursari Lumajang
  121. Pondok Pesantren Tashilul Falach Desa Sumber Puring Padang Lumajang
  122. Pondok Pesantren Al Jazuli Ngambon Pasrujame Lumajang
  123. Pondok Pesantren Bustanul Arifin Tambak Rejo Wetan Pasrujame Lumajang
  124. Pondok Pesantren Nurul Jadid Ds. Krajan Ds. Pagowan Pasrujame Lumajang
 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 26 November 2011 inci Penelitian